Monday, 25 February 2019
Cerpen: WANITA PERTAMA #WP2
WANITA PERTAMA #WP2
Wanita pertama itu masih sibuk membereskan peralatan laboraturiumnya. Dia membawa keranjang perlatan tersebut ke ruangan sterilisasi barang. Autoclave digunakan untuk mensterilkan peralatan itu. Autoclave akan bekerja lebih kurang 2 jam, ada waktu kosong bagi Qinrana untuk melakukan pekerjaan lain. Ya, Qinrana harus bisa multitasking agar thesis Phd nya segera selesai.
Qinrana, sambil menunggu autoclave, ia berencana untuk menulis review paper di ruangan diskusi. Qinrana berjalan perlahan sambil memandangi atrium di fakultasnya yang penuh keramaian mahasiswa S1.
Bangunan fakultas Qinrana mempunyai desain yang cukup unik. Secara umum, bangunan berwarna abu tua itu berbentuk segi empat, menyisakan ruang kosong di tengah sebagai atrium. Terdiri dari 5 lantai, 2 lantai pertama agak condong setengah lingkaran di bagian depan.
Saat pertama kali datang ke fakultas, maka yang terlihat adalah susunan kaca dan tangga yang melingkari pintu luar setiap lantai. Fakultas Qinrana memiliki sejumlah laboratorium, maka tak heran kalau ke fakultas tersebut rasanya seperti di bangunan Rumah Sakit.
Adalah pemandangan yang menghibur bagi Qinrana, melihat keramaian di atrium. Senyum Qinrana mengembang. Saat ia membuka laptopnya, tiba-tiba muncul notifikasi. Ada surat elektronik yang masuk.
"Assalamu'alaikum Qinrana, Alhamdulillah proposal izin pembangunan sekolah sudah diterima oleh pemerintah daerah Ambon. Setelah ini saya akan bersiap untuk komunikasi dengan Dinas Pendidikan Daerah dan Kementrian Pendidikan Pusat. Doakan saya. Sa Su Sayang Ko. :D"
Qinrana tersenyum lebar saat membaca pesan tersebut. Bahagia mendengar kabar baik itu. Tak terasa bulir bening membasahi pipi nya. Di sisi lain ia sedih. Merasa tak berjuang bersama. Padahal itu cita-cita mereka berdua. Ya, itu adalah surat elektronik dari suaminya.
"Kak Arda, saya rindu." Qinrana menutup matanya, tak sanggup menahan deras sungai air mata.
-------------------------------------------
Qinrana sangat terburu-buru saat mengerjakan ujian praktikum. Karna ia tak ingin kehabisan waktu. Di ujian praktikum ini dia harus full score. Target IPK beasiswa nya harus tercapai setiap semester.
Pria bermata empat itu terus memperhatikan Qinrana. Terheran, akan polosnya gadis itu.
"Are you sure for the answer?" Kalimat pertama untuk wanita pertama, yang ia lihat berkerudung lebar.
Qinrana hanya mengangguk sambil tersipu malu. Di sisi lain ia harus tetap fokus dengan ujian praktikum nya.
"Fiuh...Alhamdulillah selesai juga."
Qinrana lega karna ujian praktikum mata kuliah biokimia kali ini cukup mendebarkan. Ia harus mengerti prinsip dasar tentang senyawa karbohidrat, protein dan lemak serta bagaimana mendeteksi nya dengan menggunakan enzim. Belum lagi analisis standar kurva. Butuh ketelitian.
"Qin, ke kantin yuk. Laper nih. Kamu udah siap ujian praktikum kan?" Almeera memasang muka melas.
"Iyelah tu." Qinrana mencoba berbicara dengan logat Melayu.
"Hey, you left your matric card and notes!"
Pria bermata empat itu mencoba memangil Qinrana.Tetapi, Qinrana tidak mendengarnya.
Qinrana, wanita yang ceria. Sedang menjalani pendidikan S1 Bioteknologi di Universiti Teknologi Malaysia, Johor Bahru dan mendapat beasiswa. Sungguh banyak kejutan dalam hidupnya.
--------------------------------
"Sampai saat ini masih banyak kejutan dalam hidup saya. Mulai dari studi S3, pernikahan, kehamilan, bahkan yang paling tidak saya duga ialah jarak yang menyekat kebersamaan, namun menghulurkan kerinduan. Padamu, kak Arda."
Qinrana menulis di buku notes dengan wallpaper pemandangan pantai Ambon. Saat jari tanganberhenti menulis, namun mata tak berhenti mengeluarkan bulir bening.
---------------------------------
***
Autoclave : Alat untuk mensterilisasi perlatan laboraturium dengan suhu yang sangat tinggi.
Phd : Doctor of Philosophy (S3)
Review paper : Artikel Ilmiah
Surat Elektronik : Email
Atrium : Ruangan besar biasa digunakan untuk acara/kegiatan
IPK : Indeks Prestasi Kumulatif
Sa Su Sayang Ko : Saya sudah sayang kamu (re: Ambon)
Matric card : Kartu Mahasiswa
To be continue...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment