Saturday 5 November 2016

Jiwa-jiwa yang Hanif #Part 4

Siang terik, malam dingin menggigit
Rumah makan, bukan rumah memakan sesuatu
Tapi, manusia memakan sesuatu di rumah itu
Kata modern lainnya, "Restoran"
Tangannya sangat lihat, oh apakah sangat ?
Iya, sangat lihat memainkan tuts tuts keyboard
Tanyalah,
dia penulis ?
Bukan,
dia akuntan bank ?
Bukan,
Pegawai pajak ?
Bukan,
Mahasiswa ?
Ya, tapi bukan
Dia penjaga kasir
Dan ingatlah bukan penjaga kasir biasa
Dia Manajer
Dia Organizer
Dia Motivator
Dia setia, pada tuts tuts nya; menunggu jam ganti shift (kerja).
Kepada dia yang lihai memainkan tuts tuts keyboard mesin kasir yang istimewa,
cita-citanya menjadi Mahasiswa sembari berkata,
"Aku ini cuma pekerja, bukan Mahasiswa"
tapi dalam sorot mata dan jari-jarinya berteriak,
;hidupnya mimpi menjadi Mahasiswa... dalam jiwaku;
Prospek besar menjadi enterprenur, katanya.
Disini belajar banyak tentang ilmu ekonomi; tuts tuts; input; output; laba; kapital; bla bla.
Semoga dia yang lihai memainkan tuts tuts nya itu di cucuri rahmat-Nya dan karunia-Nya.
Jawab, lah; Aamiin

--Di Restoran (yang makanannya) lezatos, seketika itu, pada ratusan jam yang lalu-
Bara Jihad di Darul Ta'zhim
6 November 2016

No comments:

Post a Comment